Positif COVID-19 Kembali Ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Gelombang Kedua Wabah Pandemi?

Dunia Viral - Positif COVID-19 Kembali Ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Gelombang Kedua Wabah Pandemi? 8 April 2020 merupakan hari yang membuat lega masyarakat kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok, pasalnya pada hari itu, status lockdown oleh pemerintah resmi dicabut. - Mejaqq


Baca Juga : Perkenalkan! Orang-Orang Hebat ini Rela Mengorbankan Nyawanya Demi Orang Lain

Keberhasilan dan kesuksesan yang diklaim Tiongkok rupanya membuat mereka sedikit melonggarkan pertahanan mereka terhadap COVID-19. Dampaknya? Sebulan lebih tanpa kasus baru, kota Wuhan digegerkan kembali dengan gelombang kedua wabah pandemi ini.

Seorang pria tua berusia 89 tahun dinyatakan positif virus Corona. Sudah dipastikan sang istri pun dinyatakan positif, namun tanpa gejala. Banyak beberapa warga lain yang kedapatan positif COVID-19 walau tanpa gejala. Kasus COVID-19 tanpa gejala yang di Indonesia biasa kita sebut sebagai kategori OTG (Orang Tanpa Gejala) memang merupakan momok baru yang menakutkan pada keadaan seperti ini.

Bandarq Online - Pada gelombang pertama yang terjadi akhir Desember 2019 yang lalu, warga yang terinfeksi nyaris menyentuh angka seratus ribu, dengan kasus kematian mencapai 3,869. Karena tingkat kematian yang relatif kecil di antara negara lain dan proses pemulihannya yang cepat, membuat pemerintah Tiongkok sesumbar menyatakan bahwa negaranya telah sukses melawan pandemi tersebut. Semua itu diklaim karena tindakan tegas dari pemerintah.

Munculnya kasus baru dan beberapa orang OTG di Wuhan membuat seorang pejabat kota di Wuhan dicopot dari jabatannya. Ia dinilai gagal mencegah kemunculan virus mematikan tersebut di Wuhan. Zhang Yuxin, kepala area Changqing resmi dicopot dari jabatannya karena terdapat 6 kasus baru virus Corona.



Karena kasus tersebut juga, saat ini pemerintah Wuhan berencana untuk melakukan rapid test pada 11 juta penduduknya. Setiap distrik di Wuhan nantinya akan diminta merancang uji coba dalam rentang waktu 10 hari. Warga lansia dan warga yang tinggal di lingkungan yang padat diprioritaskan untuk mendapatkan tes. Walaupun disusun sedemikian rupa rencana terebut, beberapa pakar kesehatan dan penjabat mengaku pesimis rencana itu akan berhasil.

"Pengujian massal akan membantu mengidentifikasi infeksi, itu perlu diulang secara berkala dan membutuhkan dana besar serta cukup sulit untuk dipertahankan," kata Dr Gregory C. Lane.

"Saya tidak melihat solusi mudah dan murah untuk menghentikan penularan singkat dari program vaksin massal yang juga mungkin perlu diulang setiap beberapa tahun untuk mempertahankan kekebalan," sambungnya lagi. - Agen Bandarq Online

Baca Juga : Ada yang Mirip Kondisi COVID-19, Inilah Rekomendasi Film Wabah Penyakit yang Nyata Pernah Terjadi

Selain kasus orang tanpa gejala virus corona, Wuhan menghadapi masalah lain untuk memerangi COVID-19 di situasi terkini. Kapasitas pengujian terbatas karena 3 laboratorium dan 211 klinik hanya dapat memproses 46 ribu sampel per hari. Sangat jauh dari target 1 juta per hari mengingat banyaknya warga Kota Wuhan.

Bagaimana dengan Indonesia kita tercinta? Apakah kamu masih bangga dengan kata "TERSERAH" mu?

Posting Komentar

0 Komentar