Viral McD Sarinah Tutup, Massa Padati Lokasi Sambil Nyalakan Lilin dan Berswafoto

Dunia Viral - Viral McD Sarinah Tutup, Massa Padati Lokasi Sambil Nyalakan Lilin dan Berswafoto. Setiap manusia punya cara bernostalgia lewat pengalaman mengingat secara sentimentil dari benda, lagu, dan lain-lain. Seolah melintasi batas ruang dan waktu, asyik dengan ingatannya masing-masing. Sensasi bermain-main dengan kenangan itulah yang bisa memicu rasa percaya diri. - Mejaqq

Saking percaya dirinya, manusia yang terjebak nostalgia bisa berbuat nekat mengabaikan keselamatannya dan orang lain. Hal-hal bodoh nan norak rela dilakukan demi memuaskan hasrat bernostalgia.

Pernyataan diatas mungkin terkesan asersif, tapi mari kita cek faktanya berikut ini.


Baca Juga : Masuk Penjara, YouTuber Ferdian Paleka Jadi Bahan Bully-an Para Narapidana

Minggu malam, 10 Mei 2020, gerai restoran cepat saji McDonald’s Sarinah yang beroperasi di Jakarta Pusat resmi ditutup selamanya. Penutupan tersebut merupakan hasil kebijakan rencana renovasi Plaza Sarinah, mal yang menjadi lokasi bisnis waralaba makanan cepat saji asal Amerika Serikat itu.

Massa telah berkerumun semenjak sore. Berduyun-duyun mereka membawa teman, keluarga, dan bahkan hewan peliharaan ke gedung McD Sarinah. Ada yang membeli makanan atau cuma berswafoto sambil cengengesan di depan gerai yang tak lama lagi akan ditutup.

Makin malam makin asoy. Kerumunan massa terus bertambah. Sesekali mereka mengabadikan momen dengan gawainya masing-masing. Terlihat juga ekspresi wajah-wajah entah sumringah atau nelangsa, dan pada dasarnya tidak ada yang peduli akan hal tersebut.

Momen tersebut diabadikan dalam berbagai foto dan video yang sempat viral beberapa hari lalu. Nampak juga jajaran manajemen dan karyawannya berdiri di depan gerai menyampaikan salam perpisahan.

“Baiklah masyarakat, kami akan pergi, namun kami akan terus ada dan berlipat ganda.”

Bandarq Online - Bercanda deh, hanya membayangkan saja adanya ucapan pamitan itu ketika menyaksikan video perpisahan itu. Seperti kerumunan massa yang merayakan sesuatu di hadapan altar berhala.

Apalagi sejumlah orang menyalakan lilin dan mengacungkannya ke udara. Malah jadi teringat ungkapan yang sempat tenar beberapa waktu lalu, lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Ya, mendingan menyalakan lilin lalu jadi babi ngepet saja daripada mati ditikam Covid-19.

But seriously, rasa penasaran apa sih yang ada dalam benak orang-orang yang berkerumun merayakan perpisahannya dengan gerai ini di saat kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) wajib ditaati demi mencegah penyebaran Covid-19 yang terus merenggut nyawa?

Apa Sih Istimewanya McD Sarinah?



Tanggal 14 Februari 1991 adalah hari penting dalam sejarah kapitalisme di Indonesia. Salah satu ikon ternamanya, McD resmi didirikan di Plaza Sarinah. Konon, keberadaannya dianggap sebagai tonggak kemunculan gerai-gerai waralabanya di hampir setiap pusat perbelanjaan Indonesia.

Masih banyak hal lain yang dianggap istimewa dari McD Sarinah yang dapat ditelusuri sendiri karena akhirnya viral. Terbukti juga dari animo massa yang merapat menjelang malam penutupan, serta tak lupa berbagai testimoni sebagian pengunjung yang hanya dari mendengarnya sudah membuat merasa mual.

Jauh-jauh hari sebelumnya, pihak manajemen McD Indonesia sudah mengumumkan rencana berhentinya operasional gerai tertua mereka. Seperti biasa, warganet budiman yang merasa punya ikatan emosional dengan McD Sarinah pun mulai meratapinya.

Pelanggaran Konyol di Masa Pandemi Covid-19

Meskipun mengenakan masker atau dengan segala dalih pembenarannya, tetap saja aksi bergerombol itu menyalahi aturan di masa pandemi Covid-19. Setidaknya, dua aspek yang dilanggar.

Pertama, pelanggaran poin larangan berkumpul lebih dari 5 orang. Selama penerapan PSBB di Jakarta, warga dilarang berkumpul lebih dari 5 orang khususnya saat beraktivitas di luar ruangan. Lebih dari 5 orang, tidak akan diizinkan. Pihak kepolisian dan TNI bakal turun tangan jika ada warga yang melanggar aturan tersebut.

Kedua, adanya kerumunan massa di depan McD Sarinah di tengah kebijakan PSBB jelas melukai mereka yang terdampak. Ada yang lebih dari sebulan ini terpaksa harus bekerja di rumah, ada yang terkena PHK dan tidak tahu bagaimana mencari penghasilan baru karena diterapkannya kebijakan pembatasan sosial.

Intinya, semua orang yang berada dalam wilayah PSBB saat ini sedang menahan diri untuk tidak keluar ke mana-mana kalau bukan karena urusan urgent demi memutus rantai penyebaran Covid-19. Eh, lha kok malah ada yang bergerombol sampai malam dengan aktivitas yang tak jelas. Kalau ulah mereka itu dianggap tidak norak, lalu mau disebut apa? Idiot?

Apakah mereka yang bersorak-sorai lalu menangis meratapi berhala bernama McD Sarinah itu pada saat bersamaan juga teringat pada para tenaga medis yang telah gugur akibat berjuang melawan Covid-19?


Petugas yang berwenang bukannya tidak berbuat apa-apa di malam itu. Berdasarkan keterangan dari Kasatpol PP DKI, Arifin, pihaknya menerima laporan adanya keramaian kegiatan penutupan di McD Sarinah. Satpol PP dan TNI kemudian turun tangan dan menghimbau mereka untuk membubarkan diri.

Sudah diperingatkan namun himbauan dari petugas cuma masuk ke telinga kanan lalu keluar dari telinga kiri. Nampaknya sudah kepalang tanggung dan persetan dengan Corona, yang penting enjoy dulu sebelum besok ditutup. Massa akhirnya dapat dibubarkan setelah sekitar 30 menit. - Agen Bandarq Online

Hasrat bernostalgia telah disalurkan dalam aksi norak yang minim empati dalam kondisi sekarang. Mereka yang datang berkerumun tanpa dosa melanggar aturan PSBB sembari menantang maut mungkin sedang hidup dalam kenyataan dunia fantasi.

Seperti yang didendangkan salah satu filsuf kegelapan dari Bandung, Otong Koil; apakah kita merasa benar-benar pintar memasyarakatkan kebodohan ini?

Per tanggal 10 Mei 2020, McD Sarinah resmi berhenti beroperasi. Namun, Presiden Direktur Sarinah menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan McD akan kembali dibuka kalau pihak terkait berkenan, setelah proses renovasi gedung rampung. Jadi, apakah mereka sedang di­­-prank kaum kapitalis?

Tutup atau Tidak Tutup Apa Pengaruhnya?

Sebenarnya kita tidak ambil pusing apakah McD Sarinah itu ditutup atau mau dipindah ke Planet Namex. Toh, sudah merupakan hak setiap manusia untuk melampiaskan hasrat nostalgianya.

Seandainya tidak ada pandemi Covid-19 ketika McD Sarinah resmi ditutup, kita mungkin juga tidak bakal ngomel-ngomel seperti ini. Paling-paling cuma berupa racauan tidak jelas dari orang yang seumur hidupnya tidak pernah menjejakkan kaki di McD Sarinah apalagi punya pengalaman sentimentil terkait tempat itu.

Baca Juga : Hanung Bramantyo Garap Remake Film Korea Selatan 'Miracle in Cell No. 7'

Justru karena aksi tak terpuji itu terjadi di masa-masa seperti ini, kita semestinya tersadar untuk selalu menjaga kewarasan. Respons norak ditutupnya McD Sarinah adalah bukti kenorakan sebagian kelas menengah dan kesuksesan kapitalisme yang berhasil memengaruhi dan membina mental mereka untuk tunduk dan merayakan hal-hal konyol dan jauh dari persoalan kehidupan masyarakat sesungguhnya, termasuk pandemi Covid-19 dan ancaman resesi.

Kenangan konsumen tentang McD Sarinah dari generasi ke generasi berubah menjadi mitos modern bahwa hal itu tidak akan pernah tergantikan. Sayangnya, segala romantisme dan keindahan ingatan kolektif selama nyaris 3 dekade itu telah menjelma jadi kedunguan kolektif. Nampaknya, selain penyadaran untuk selalu stay safe, penting juga untuk menekankan stay sane (tetaplah waras).

Posting Komentar

0 Komentar